Sunday 10 July 2016

Jadilah seperti akar, berbuat baik dengan ikhlas, bukan untuk mencari tenar

Jadilah seperti akar, berbuat baik dengan ikhlas, bukan untuk mencari tenar 

 
                                                                            Imam Bisyr Al Hafi -rahimahullah- mengatakan:
“Jangan ber-AMAL untuk dikenang, sembunyikan kebaikanmu sebagaimana engkau menyembunyikan keburukanmu”
(Siyar A’lam An-Nubala: 10/476)
                                                                      BELAJARLAH dari “AKAR”
🌳 Jadilah seperti akar… Yang bekerja dalam sunyi dan diam tanpa suara, tak gaduh melakukan kewajibannya menjadi kontributor utama kehidupan baru sebuah pohon.
🌳 Belajarlah dari akar… Yang tetap bekerja walau tak dipandang mata, yang tetap berbuat walau ditengah sepi. Karena ikhlasnya akar adalah sebenar-benarnya pembelajaran.
🌳 Tersebab karena akarlah… Yang ketika pohon yang menjulang tinggi itu tetap gagah dan kokoh berdiri ditempatnya setelah diterpa badai dan angin yang bertiup dengan kencangnya.
🌳 Dialah akar… Yang ketika hasil kerjanya sudah mulai tampak dengan hijaunya daun; kuatnya batang dan ranting serta matang ranumnya buah, tidak kemudian menjadikannya sombong jumawa lantas sesumbar mengaku “Itu semua adalah hasil kerja ku!!”
🌳 Akar juga memaklumi… Bahwa ia tak mungkin berbuat semuanya sendiri, sehingga ia menerima uluran tangan matahari dan banyak berterima kasih kepada hujan yang menyiramsuburkan tanah dengan curahan airnya.
🌳 Berbuatlah seperti akar… Yang kelak tetap semangat bekerja tak hentinya, ketika musim dan cuaca mulai menggugurkan daunnya ; melapukkan batang dan rantingnya serta manusia mulai memetik habis buahnya.
🌳 Dan akarpun menyadari… Bahwa ialah juga serupa makhluk lainnya yang tunduk pada kuasa Sang Pencipta yang ketika berkehendak terhadapnya melalui perantara waktu, maka setelah menuntaskan kewajibannya rela kembali keharibaan-Nya. . 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Seandainya salah seorang di antara kamu melakukan suatu perbuatan di dalam gua yang tidak ada pintu dan lubangnya, maka amal itu tetap akan bisa keluar (tetap dicatat oleh Allah) menurut keadaannya”. (Muttaffaqun ‘alaih)
“Diantara orang yang mendapat jaminan akan dinaungi di bawah Arsy Allah kelak di hari qiyamah ialah: 
  • Lelaki yang menyedekahkan sebagian hartanya, lalu ia merahasiakan sedekahnya sampai-sampai tangan kirinya tiada mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya. 
  • Dan orang yang berdzikir mengingat Allah di tempat sunyi, lalu kedua air matanya berlinang menangis.”
(Muttafaqun ‘alaih).‬
Kiriman Lyra Puspa
🌳🌳🌳🌳
Sahabatku,
Bukan berarti kebaikan kita wajib ditutupi, dan sama sekali tak boleh dibuka, apalagi kalau hal itu bisa memotivasi banyak orang mengikuti jejak kebaikan kita. Insya Allah hal itu menjadi pintu dakwah bagi kita.
Yang kitah harus benar-benar perhatikan adalah “rasa” yang ada dalam hati kita. Apakah kita lakukan kebaikan hanya untuk mendapat ketenaran? Atau untuk dipuji? Kalau itu yang dicari hanya itulah yang akan kita dapat. Sayang sekali, bukan?
Karena nikmat manfaat akhirat jauh lebih besar daripada itu semua.
🌳 Berbuatlah kebaikan hanya karena Allah, karena kita sudah dilimpahkanNya karunia yang begitu banyak tanpa bisa dihitung. Maka janganlah berhitung berbuat kebaikan dalam jalanNya.
🌳 Berbuat baiklah karena kita ingin berbuat baik, menghiasi dunia dengan keindahan, mengimbangi keburukan yang sangat banyak terjadi.
🌳 Berbuat baiklah karena kita bahagia melihat kebahagiaan makhluk lain, karena itulah sumber kebahagiaan dan kepuasan kita.
🌳 Berbuat baiklah karena kitalah khalifahNya yang diberi kekuatan, kebesaran, kemuliaan dan kemampuan untuk berbuat baik.
Dan semua itu tak membutuhkan pujian orang lain, seperti akar.
Luruskan niat, insya Allah semua kebaikan menjadi baik bila dilandasi ikhlas. 
copy by Indira Abidin's

No comments:

Post a Comment