Jika Akhirat Tujuanmu, Allah Akan Permudah Urusan Duniamu
Selasa, 21 Juni 2016 13:50
Editor: Endah Wijayanti
Ilustrasi. | Foto: copyright pexels.comVemale.com - Bismillahirrahmanirrahim,
Kawan, surga dikelilingi hal-hal yang tak disukai manusia. Mulai dari bangun jam 3, salat tahajud, laki-laki salat Subuh ke masjid, membaca Quran, mengorbankan waktu tenaga dan pikiran untuk kebaikan. Sebaliknya, neraka dikelilingi hal-hal yang kita sukai. Mulai dari soal menuruti hawa nafsu untuk mengejar harta, tahta, dan wanita, hidup hanya untuk bersenang-senang saja. Tapi rasa cinta kita kepada surga mengubah hal-hal yang tak kita sukai menjadi kita sukai. Dan rasa takut kita kepada neraka itu mengubah hal-hal yang kita sukai menjadi kita benci.
Hidup ini laksana bentangan kanvas putih. Tiap tahun tiba, kita telah goreskan aneka warna. Tapi ingat, suatu saat nanti Allah akan menilai kualitas lukisan kita. Semoga kita bisa indahkan lukisan di sisa waktu. Seperti itulah hidup ini. Ia hanya permainan. Yang pandai bermain akan dapatkan surga. Yang terlena kehidupan dunia akan dapatkan neraka. Ia hanya kefanaan, yang tak mampu membedakan akan tergoda. Ia hanya kedustaan, yang tertipu akan tersesat. Betapa hidup ini terasa cepat, waktu terus berjalan tak terkendali.
Berhati-hatilah, bukankah Allah itu akan menguji di titik terlemah kita?
Mengingat mati memberikan dua manfaat besar. Pertama, pemahaman mendalam kita pada kesementaraan kehidupan ini akan mengantarkan kita pada kebijaksanaan hidup dan keikhlasan pengabdian. Kedua, mengingat mati adalah penawar cinta dunia yang berlebihan.
Oleh karena itu, tatkala tergoda dengan dosa dan maksiat, ingatlah mati. Rasulullah pernah bersabda, "Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang hamba itu, Dia akan mempergunakannya." Sahabat bertanya, "Bagaimana Allah mempergunakan hamba itu?" Rasulullah menjawab, "Allah akan menentukan kepadanya sesuatu amalan yang soleh sebelum kematiannya."
Kita selalu dihadapkan pada pilihan dunia dan akhirat,
antara kemuliaan yang fana atau kemuliaan yang abadi,
antara mencintai kehidupan atau mencintai kematian,
antara mengejar hidup nyaman atau mengejar mati nyaman,
antara mengisi tabungan dunia, atau mengisi tabungan akhirat.
Kawan, hari ini saatnya kita bisa beramal, tanpa menghitungnya, kelak di akhirat kita hanya bisa menghitung amal tanpa bisa beramal lagi. Pada akhirnya apa yang sudah kita persiapkan untuk menghadapi kematian? Hanya ada dua pilihan untuk kita, kawan. Berjuang di sisa umur kita untuk mendapatkan surganya atau terlena oleh kehidupan dunia.
*Artikel ini ditulis oleh dr. Gamal Albinsaid, CEO Indonesia Medika & Motivator Internasional.
#GamalBerbagi #MudaMendunia
Kawan, surga dikelilingi hal-hal yang tak disukai manusia. Mulai dari bangun jam 3, salat tahajud, laki-laki salat Subuh ke masjid, membaca Quran, mengorbankan waktu tenaga dan pikiran untuk kebaikan. Sebaliknya, neraka dikelilingi hal-hal yang kita sukai. Mulai dari soal menuruti hawa nafsu untuk mengejar harta, tahta, dan wanita, hidup hanya untuk bersenang-senang saja. Tapi rasa cinta kita kepada surga mengubah hal-hal yang tak kita sukai menjadi kita sukai. Dan rasa takut kita kepada neraka itu mengubah hal-hal yang kita sukai menjadi kita benci.
Hidup ini laksana bentangan kanvas putih. Tiap tahun tiba, kita telah goreskan aneka warna. Tapi ingat, suatu saat nanti Allah akan menilai kualitas lukisan kita. Semoga kita bisa indahkan lukisan di sisa waktu. Seperti itulah hidup ini. Ia hanya permainan. Yang pandai bermain akan dapatkan surga. Yang terlena kehidupan dunia akan dapatkan neraka. Ia hanya kefanaan, yang tak mampu membedakan akan tergoda. Ia hanya kedustaan, yang tertipu akan tersesat. Betapa hidup ini terasa cepat, waktu terus berjalan tak terkendali.
Berhati-hatilah, bukankah Allah itu akan menguji di titik terlemah kita?
Ingatlah pesan Imam Syafi’i tentang betapa banyak manusia yang lalai sementara kain kafannya sedang di tenun. Kita tidak berwenang sedikit pun terhadap kematian, dalam sehat ataupun sakit. Dalam muda ataupun tua. Dalam senang ataupun susah. Dalam ibadah atau maksiat. Siap tidak siap, ketika ajal datang, maka kita tidak akan bisa menundanya, walaupun hanya sesaat. Oleh karena itu kawanku semuanya yang saya cintai, untuk menjaga diri kita, ingatlah kematian! Karena melupakan kematian akan membawa pada ketenangan yang membahayakan.
Mengingat mati memberikan dua manfaat besar. Pertama, pemahaman mendalam kita pada kesementaraan kehidupan ini akan mengantarkan kita pada kebijaksanaan hidup dan keikhlasan pengabdian. Kedua, mengingat mati adalah penawar cinta dunia yang berlebihan.
Oleh karena itu, tatkala tergoda dengan dosa dan maksiat, ingatlah mati. Rasulullah pernah bersabda, "Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang hamba itu, Dia akan mempergunakannya." Sahabat bertanya, "Bagaimana Allah mempergunakan hamba itu?" Rasulullah menjawab, "Allah akan menentukan kepadanya sesuatu amalan yang soleh sebelum kematiannya."
Kita selalu dihadapkan pada pilihan dunia dan akhirat,
antara kemuliaan yang fana atau kemuliaan yang abadi,
antara mencintai kehidupan atau mencintai kematian,
antara mengejar hidup nyaman atau mengejar mati nyaman,
antara mengisi tabungan dunia, atau mengisi tabungan akhirat.
Kawan, hari ini saatnya kita bisa beramal, tanpa menghitungnya, kelak di akhirat kita hanya bisa menghitung amal tanpa bisa beramal lagi. Pada akhirnya apa yang sudah kita persiapkan untuk menghadapi kematian? Hanya ada dua pilihan untuk kita, kawan. Berjuang di sisa umur kita untuk mendapatkan surganya atau terlena oleh kehidupan dunia.
*Artikel ini ditulis oleh dr. Gamal Albinsaid, CEO Indonesia Medika & Motivator Internasional.
#GamalBerbagi #MudaMendunia
No comments:
Post a Comment