Ketika Pengorbanan Berubah Menjadi Dimanfaatkan
Mungkin sebagian orang berpendapat suatu hubungan/relationship kerap dibumbui dengan pengorbanan, baik itu pengorbanan antara orangtua dan anak, pengorbanan terhadap pacar/pasangan hidup, keluarga, atau bahkan teman/sahabat.
Bentuknya pun bisa dalam rupa apa pun, seperti perhatian, waktu, tenaga, pikiran, hati, bahkan materi sekalipun. Sadar atau tidak, di dalam kehidupan sehari-hari pun kita pernah melakukan pengorbanan walaupun kecil dan bagi orang lain, hal itu tidak berarti apa-apa. Namun yang menjadi permasalahannya, bagaimana jika pada akhirnya pengorbanan yang kita lakukan berubah menjadi "dimanfaatkan"? Tentu mengecewakan bukan?
Berikut ini adalah 3 tanda teman atau orang-orang di sekitar Anda yang hanya ingin memanfaatkan Anda:
# Dia selalu butuh sesuatu
Ketika dia butuh sesuatu, Anda akan jadi orang pertama yang dihubungi. Mulai dari minta diantarkan, pinjam uang, hingga dibelikan makan siang. Biasanya dia selalu dalam kesulitan atau membuat setiap keadaan terlihat sulit lalu menggantungkan diri pada Anda untuk menyelesaikannya. Dia bisa saja membuat Anda berpikir bahwa dia adalah orang yang paling tidak beruntung, kemudian mengambil keuntungan dari kebaikan Anda.
# Hanya ada maunya
Apakah Anda kesulitan menghubungi dia? Atau dia hanya mau pergi dengan Anda jika benar-benar sedang sendiri dan tidak punya kegiatan lain? Bisa jadi Anda selalu dijadikan pilihan terakhir dan dia hanya mau bertemu dengan Anda jika sudah tidak ada pilihan lain.
# Dia tidak pernah ada di saat Anda membutuhkannya
Perlu diingat jika seseorang benar-benar menganggap Anda adalah temannya, maka dia akan berusaha sebisa mungkin mencari waktu untuk meluangkan waktunya dengan Anda tanpa membuat alasan apapun terlebih lagi ketika Anda membutuhkannya.
Persahabatan yang dilandasi oleh perasaan kasih yang tulus dan kepercayaan akan menjadikan pertemanan yang abadi sampai kapan pun dan dimana pun kita berada.
smoga kita tidak dikecewakan atas pengorbanan apa yg telah kita lakukan
sumber : berbagai sumber/Eva
No comments:
Post a Comment